Foto : Ama Rina (Memakai Baju Orange) |
Habaingendai.com – A Rahman Ama Rina sapaan akrabnya bagi pemerhati lingkungan ,sang pahlawan lingkungan dari Bima NTB yang mendapatkan penghargaan Kalpataru pada tahun 2012 silam dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Penghargaan tersebut diterimanya di Istana Negara . Melalui Gerakannya kini upaya sadar lingkungan berbasis kearifan lokal Ngaha Aina Ngoho dapat di wujudkan untuk kesejahteraan masyarakat Bima khsususnya Masyarakat Desa Maria Utara , Kamis (07/10/2021).
Kepala BKPH Maria Donggomasa, Ahyar, S. Hut menilai bahwa A. Rahman Ama Rina berperan penting dalam menanam dan merawat puluhan ribu pohon yang berfungsi sebagai pengikat air penghidupan bagi warga desa dan sekitarnya.
Berbagai tanaman produktif , khususnya Kopi, Kemiri, Kunyit, Alpukad, Sereh, Cabe, dan lainya menjadikan KTH Oi Rida Desa Maria Utara dapat meningkatkan taraf ekonomi masyarakat melalui Agro Forestri.
"Apa yang telah dilakukan oleh Ama Rina kiranya bisa menjadi contoh bagi kita semua dan bisa mengikut jejak langkah beliau dalam pelestarian lingkungan karna ini merupakan wujud nyata dari kearifan lokal Ngaha Aina Ngoho ,tidak menebang pohon ” ujarnya
Sementara itu, Ama Rina ketika di konfirmasi oleh media ini menyatakan bahwa pohon kemiri, kopi, dan lainya ditanam sejak tahun 1996 di bawahnya memunculkan mata air, masyarakat pun mendapatkan manfaat peningkatan ekonomi karena dari hasil kopi, kemiri, kunyit dan lainya.
Sekarang warga Desa Maria Utara di sudah merasakan jerih payah dari seorang Ama Rina dan dari gerakannya tersebut masyarakat setempat mendapat aliran air secara gratis dan mandiri lebih dari 340 KK.
Atas upayanya tersebut, Presiden SBY memberikan penghargaan Kalpataru tahun 2012 dalam kategori penyelamatan lingkungan, dan berbagai pihak memberikan Apresiasi Dukungan seperti BKPH Maria Donggo Masa dan DLHK Republik Indonesia .
Selama 20 tahun lebih, sejak tahun 1986 Ama Rina telah mengabdikan diri sebagai pekeja senyap dalam memulihkan ekosistem di wilayah Desa Maria Utara. Sebelumnya, , kekeringan saat musim kemarau, banjir saat musim hujan, petani tidak cukup mendapat air untuk tanaman, dan warga kesulitan mendapatkan air, serta pembukaan lahan secara besar besaran dilakukan oleh masyarakat.
Ama Rina yang tinggal di Dusun Kawae, Desa Maria Utara , Kecamatan Wawo Kabupaten Bima , sekitar 510 hektare di Bukit wilayah Maria Utara telah ia tanam bersama Kelompok KTH Oi Rida ebih dari 29 ribu tanaman. Ini bermula dari keresahannya akibat kerusakan lingkungan, penebangan dan penjarahan hutan yang dilakukan warga dan berimbas pada kehidupan warganya sendiri. Lelaki tua itu melakukan semuanya sendiri, tanpa bayaran dan tidak mengharapkan imbalan.
“Dulu, saya dianggap gila. Ketika (masyarakat) yang lain menanam tanaman pangan, dan saya membeli bibit kopi untuk di tanam, Tapi sekarang, apa yang saya tanam itu bisa menghasilkan air untuk warga dan udara menjadi sejuk serta peningkatan ekonomi masyarakat sangat bermanfaat dari hasil panen kopi, kunyit dan kemiri yang mereka tanam ,” tutur Ama Rina