![]() |
Foto : Ketua Umum IMM Cabang Kota Mataram Adi Ardiansyah |
HabaIngeNdai.Com - Isu kebijakan terbaru Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud RI) mengenai Peta Jalan Pendidikan (PJP) tahun 2020-2035 menuai kontroversi di ruang publik (Sabtu,13/03/2021).
Kritikan pedas demikian datang dari PC IMM Kota Mataram Adi Ardiansyah yang menyerukan bahwa Nadiem Makarim tendesius dan lupa diri.
Seruan terhadap Mendikbud RI oleh Adi di konfirmasi lewat pesannya kepada media ini, ia menyatakan “Mendikbud seolah telah kehilangan ruh dan arah konseptual dalam merancang skema pendidikan nasional kita hari ini”, cetusnya.
Frasa Agama dalam Peta Jalan Pendidikan (PJP) 2020-2035 diketahui telah diubah menjadi Ahklak dan karakter.
Isue ini kemudian di tepis oleh Mendikbud sendiri Nadiem Makariem dalam rapatnya bersama Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Komisi X (DPR RI) pada 10/3/2021 yang di unggah lewat akun Instagramnya @nadiemmakarim. Nadiem mengungkapkan “jelas isu itu tidak benar. Kemendikbud tidak akan pernah hilangkan mata pelajaran agama dalam Peta Jalan Pendidikan, ucapnya.
"Agama adalah prinsip esensial dalam Peta Jalan Pendidikan, jadi Kemendikbud tidak akan pernah, bahkan untuk menghilangkan pelajaran Agama dalam Peta Jalan Pendidikan"'imbuhnya.
Sejak mencuatnya isu ini, banyak pihak merespon dengan tegas, salah satunya datang dari Adi Ardiansyah, aktivis yang sekarang menjabat Ketua Umum IMM Kota Mataram meluapkan kekecewaannya.
Adi menegaskan bahwa agama adalah unsur fundamental bagi segala lini kehidupan.
"kita tidak bisa bayangkan akan jadi apa dunia pendidikan tanpa fondasi konseptual yang kuat, yaitu Agama”, ungkapnya.
Adi juga menyayangkan jika ada inisiatif demikian oleh Mendikbud,
“saya pikir tidak akan ada api jika tidak ada asap. Perlu di ingat, bahwa masa depan anak Bangsa saat ini tergantung kualitas dunia pendidikan kita. Jika Mendikbud serampangan dalam menyusun kebijakan atau kebijakannya mengarah ke sekuliresasi, lebih baik mundur saja, itu lebih terhormat daripada meninggalkan legacy yang buruk dalam sejarah pendidikan Bangsa”, tegasnya (020).