![]() |
Foto : Salmin dengan Ibu Niken |
Habaingendai.Com - Masalah Diversifikasi Produk Pangan Lokal. Indonesia merupakan negara yang kaya akan warisan keanekaragaman hayati. Memiliki kekayaan biodiversitas pangan lokal yang cukup besar dan beragam. Terdapat sekitar 100 jenis pangan sumber karbohidrat, 100 jenis kacang-kacangan, 250 jenis sayuran, dan 450 jenis buah-buahan, dan seterusnya. Namun, seiring berjalannya waktu dan perubahan pola hidup masyarakat, warisan kearifan pangan lokal ini semakin hari semakin terlupakan, bahkan keberadaannya terancam punah. Seperti saat ini, konsumsi karbohidrat didominasi padi-padian saja, terutama beras dan gandum. Sementara potensi sumber daya pangan Indonesia cukup berlimpah. Para petani dalam hal ini menjadi tonggak utama ketersediaan pangan. Namun tidak banyak petani yang masih mau mempertahankan ketersediaan pangan lokal sehingga keberadaanya semakin terbatas. Sejatinya, pangan lokal kita memiliki kandungan gizi yang lebih baik dan memiliki nilai- nilai kearifan yang luhur.
Untuk meningkatkan diversifikasi dan ketahanan pangan masyarakat, maka potensi pangan lokal tersebut perlu dikembangkan dan dipromosikan pemanfaatannya. Pengolahan bahan pangan lokal menjadi berbagai makanan maupun produk turunannya yang sesuai selera pasar akan membuka peluang ekonomi dan meningkatkan nilai tambah.
![]() |
Foto :Salmin mendapatkan juara III Star Up |
Peningkatan nilai ekonomi pada pangan lokal menjadi sebuah peluang yang sangat baik, diantaranya terlihat dari beberapa tahun terakhir ini, dampak dari pandemi Covid-19 mengubah pola konsumsi di sektor pangan, perubahan pola konsumsi pangan ini terjadi karena pengaruh kesadaran terhadap kandungan manfaat kesehatan dan daya beli masyarakat khususnya terhadap konsumsi 9 bahan pokok. Sehingga dari sini, pangan lokal memiliki peran sangat penting dalam konstruksi sistem perekomian nasional, karena pangan lokal bisa menjadi alternatif sumber keragaman bahan pangan untuk pencapaian ketahanan pangan, kesehatan dan ekonomi masyarakat.
Dalam Road Map Diversifikasi Pangan 2011–2015 disebutkan bahwa diversifikasi pangan dapat dilihat dari beberapa aspek berikut: (1) aspek konsumsi, sebagai upaya membudayakan pola konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman untuk mendukung hidup sehat, aktif, dan produktif; (2) aspek pengembangan ekonomi bisnis pangan memberi dorongan dan insentif pada rantai bisnis pangan yang lebih beragam dan aman. (3) aspek produksi mendorong pengembangan berbagai ragam produksi pangan, dan menumbuhkan beragam usaha pengolahan pangan (rumah tangga, UMKM, dan swasta). (4) aspek kemandirian pangan akan dapat mengurangi ketergantungan nasional terhadap pangan impor, dan secara mikro mengurangi ketergantungan konsumen pada satu jenis produk pangan tertentu, serta mendorong setiap IKNJHwilayah untuk mengoptimalkan potensi sumber daya hayatin setempat dalam memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Selain empat aspek tersebut, juga dapat dilihat dari aspek swasembada, yang akan lebih menjamin dicapainya swasembada pangan berbasis potensi sumber daya lokal secara berkelanjutan.
Salah satu pelaku usaha yang menerapkan strategi diversifikasi produk dari pangan lokal yakni UKM Marimpa dari Bima Nusa Tenggara Barat, yaitu dengan bahan dasar jewawut yang didiversifikasi menjadi berbagai macam produk turunan berupa beras, tepung, kue/cookies, dll. Sehingga dalam penelitian ini akan menguraikan lebih lanjut tentang strategi diversifikasi produk berbahan dasar jewawut pada UKM Marimpa di Bima NTB.
LANDASAN TEORI
Landasan Umum Strategi Diversifikasi Produk
Kata strategi berasal dari bahasa Yunani “Strategos” (stratos = militer dan ego = pemimpin) yang berarti “generalship” atau sesuatu yang dikerjakan oleh para jenderal perang yang membuat rencana untuk memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli bernama Clauswits, yang menyatakan bahwa strategi merupakan seni pertempuran untuk memenangkan pertempuran. Strategi secara umum didefinisikan sebagai cara mencapai tujuan. Strategi terdiri dari aktivitas- aktivitas penting yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Defenisi strategi yang dikemukakan oleh Chandler menyebutkan bahwa “strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut”. Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah s ebagai berikut:
Distinctive Competence: tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya.
Competitive Advantage: kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya.
Diversifikasi Produk
Diversifikasi produk bagi kebanyakan masyarakat cenderung ditafsirkan sebagai barang yang belum pernah diciptakan atau diproduksi oleh perusahaan sebelumnya, yang kemudian dirancang dengan berbagai modifikasi sebagai hasil dari kemajuan teknologi. Sedangkan di dalam ilmu pemasaran, pengertian diversifikasi dapat diartikan lebih luas, jadi bukan semata-mata produk baru saja melainkan yang menyangkut aspek rancangan, dan inovasi dari produk tersebut juga dianggap baru.
Berikut beberapa pengertian tentang diversifikasi produk menutur beberapa ahli yaitu; Menurut Ismanthono diversifikasi produk adalah upaya perusahaan untuk meningkatkan penjualan melalui penganekaragaman produk, baik lewat pengembangan produk baru atau mengembangkan produk yang sudah ada. Sedangkan menurut Tjiptono, pengertian diversifikasi adalah sebagai upaya mencari dan mengembangkan produk atau pasar baru, atau keduanya, dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas, dan fleksibilitas. Kemudian menurut Assauri, diversifikasi produk dilakukan oleh suatu perusahaan sebagai akibat dilaksanakannya pengembangan produk, sementara produk lama secara ekonomis masih dapat dipertahankan. Dalam diversifikasi produk, perusahaan berusaha untuk menaikkan penjualan dengan cara mengembangkan produk baru untuk pasar-pasar yang baru, sehingga terdapat bermacam macam produk yang diproduksi perusahaan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa diversifikasi produk merupakan suatu usaha atau strategi perusahaan untuk memenuhi selera dan kebutuhan konsumen melalui penganekaragaman produk dalam rangka mengejar pertumbuhan, peningkatan penjualan, profitabilitas dan fleksibilitas dengan jalan menciptakan produk atau jasa baru tanpa bergantung pada satu jenis produknya saja. Produk yang beranekaragam akan membuat konsumen percaya bahwa berbagai kebutuhannya dapat terpenuhi oleh pengusaha itu. Semakin beragam produk yang ditawarkan kepada konsumen, semakin besar ketertarikan konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.
Tujuan Diversifikasi Produk
Adapun tujuan dari diversifikasi produk dikemukakan oleh Tjiptono (2008:132) secara garis besar diversifikasi produk dikembangkan dengan berbagai tujuan, antara lain:
Meningkatkan pertumbuhan bila pasar atau produk yang ada telah mencapai tahap kedewasaan dalam Product Life Cycle (PLC)
Menjaga stabilitas, dengan jalan menyebarkan resiko fluktuasi laba.
Meningkatkan kredibilitas di pasar modal.
Dari pendapat diatas maka dapat diketahui tujuan diversifikasi produk adalah meningkatkan laba dengan cara menganekaragamkan produk untuk meningkatkan keuntungan yang maksimal dan menghilangkan kejenuhan terhadap produk.
METODE PENELITIAN
Secara umum jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dengan metode deskriptif karena memiliki cara untuk menunjukkan sebuah benda, kejadian dan keadaan dimana peneliti harus menyerahkan hasil penyelidikan tersebut dalam bentuk laporan penelitian berupa kata- kata lisan maupun tulisan tanpa harus mempengaruhi objek yang diteliti. Metode penelitian kualitatif sering disebut sebagai metode naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah dan disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya. Disebut metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat narasi deskriptif.
Metode penelitan kulitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Maka di balik data yang tampak. Sumber datanya mencakup data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi melalui instrumen-instrumennya. Peneliti menggunakan cara berfikir induktif untuk menganalisis data yaitu pengambilan kesimpulan dimulai dari pernyataan atau fakta- fakta khusus menuju kesimpulan yang bersifat umum. Selanjutnya, uji kredibilitas datanya melalui perpanjang pengamatan, meningkatkan ketekunan,dan triangulasi sumber. Data yang digunakan peneliti dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder. Peneliti memperoleh data primer dengan cara: Wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sementara data sekunder diperoleh dari studi pustaka, literatur terkait, jurnal, internet, dan informasi dari UKM Marimpa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
PENYAJIAN DATA
UKM Marimpa merupakan salah satu brand produk yang bergerak pada bisnis berbasis lokalitas. Berdiri pada tahun 2019 dengan Nomor Izin Usaha 1226000381108, berlokasi di Kelurahan Sambinae, Kecamatan Mpunda Kota Bima Nusa Tenggara Barat. Marimpa terinspirasi dari para petani kecil yang masih melestarikan warisan pangan yang terabaikan bahkan terlupakan, dan juga terinspirasi dari para penjual makanan tradisional. Marimpa fokus pada diversifikasi pangan dari bahan dasar Jewawut. Karena pangan ini adalah sekian dari kekayaan warisan pangan lokal yang keberadannya mulai terlupakan. Namun memiliki peluang yang baik untuk dijadikan alternatif pangan yang bernilai ekonomis. Dari bahan utama jewawut, Marimpa menciptakan diversifikasi produk berupa beras Jewawut, tepung Jewawut, nasi Jewawut, bubur Jewawut, puding Jewawut, dodol Jewawut, aneka cookies, cake dan snack Jewawut, yang semuanya sudah bersertifikat halal dengan nomor halal ID52110000168981121.
Strategi marketing yang dilakukan Marimpa yaitu secara offline maupun secara online seperti di beberappa marketplace yaitu di shoope, Istagram dan Facebook. Untuk sustain bahan baku utama Jewawut, Marimpa menjalin kemitraan dengan para petani dan pengepul Juwawut di beberapa daerah baik di Bima NTB maupun di luar daerah NTB. Demikian juga untuk mitra penjualan bahan mentah Jewawut berupa Spray Jewawut dan Beras jewawut, Marimpa menjalin kerjasama secara B to C dan B to B yang notabene mayoritas konsumen berada di Daerah Jakarta, Jawa, Sumatera, dan Bali.
Jewawut merupakan tanaman serealia berbiji kecil namun kaya dengan kandungan nutrisi penting yang dibutuhkan oleh manusia. Tanaman ini juga mempunyai keunikan lain yaitu dapat tumbuh dengan baik pada lahan berbatu, kesuburan serta input pupuk dan pestisida yang rendah pula. Budidaya tanaman jewawut secara terbatas di Indonesia sebenarnya telah lama dikenal namun pengembangannya tidak sebaik padi dan jagung.
Jewawut merupakan tanaman serealia yang banyak dibudidayakan di berbagai negara terutama di negara Afrika dan beberapa negara di Benua Asia. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi pengembangan jewawut di Indonesia dimana kegiatan budidanya masih bersifat setempat dan dilakukan secara turun temurun. Di negara maju jewawut telah banyak dimanfaatkan sebagai sumber bahan makanan bernilai gizi tinggi. Pemanfaatan jewawut antara lain sebagai bahan makanan pokok, minuman berenergi dan Kesehatan karena kandungan vitamin B dan beta karoten yang tinggi. Kelebihan utama yang dimilki oleh tanaman jewawut selain dari kandungan vitamin dan beta karoten adalah daya adaptasi yang baik pada daerah bercurah hujan rendah bahkan di daerah kering sekalipun. Selain itu, jewawut juga mengandung beragam komponen penting yang berpotensi meningkatkan kesehatan tubuh, antara lain senyawa antioksidan, senyawa bioaktif, dan serat.
PEMBAHASAN
Strategi Diversifikasi Produk UKM Marimpa
Menurut Tjiptono strategi diversifikasi produk dapat dilakukan melalui 3 (tiga) cara, yaitu :
Diversifikasi Konsentris
Dimana produk-produk baru yang diperkenalkan memiliki kaitan atau hubungan dalam hal pemasaran atau teknologi dengan produk yang sudah ada.
Diversifikasi Horizontal
Dimana perusahaan menambah produk-produk baru yang tidak berkaitan dengan produk yang telah ada, tetap dijual kepada pelanggan yang sama.
Diversifikasi Konglomerat
Dimana produk-produk yang dihasilkan sama sekali baru, tidak memiliki hubungan dalam hal pemasaran maupun teknologi dengan produk yang sudah ada dan dijual kepada pelanggan yang berbeda.
Pada penelitian ini, jenis strategi diversifikasi produk yang dilakukan oleh UKM Marimpa adalah diversifikasi konsentris, karena UKM Marimpa senantiasa menambah produk-produk baru yang berkaitan dengan produk yang telah ada. Diversifikasi konsentris adalah salah satu dari beberapa strategi diversifikasi berbeda yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya tarik kepada konsumen. Dengan pendekatan khusus ini, UKM akan berusaha untuk meningkatkan pangsa pasar dengan memperkenalkan berbagai produk baru yang mungkin tidak hanya menarik perhatian konsumen yang sudah ada tetapi juga menarik pelanggan baru. Kadang-kadang disebut sebagai diversifikasi konvergen, tujuannya adalah untuk memotivasi pelanggan saat ini untuk tetap membeli produk lama perusahaan sambil juga memilih untuk membeli produk yang lebih baru. Pada saat yang sama, upaya tersebut juga mendatangkan pelanggan baru yang tidak memiliki hubungan dengan produk lama, berdasarkan daya tarik lini produk yang baru diluncurkan.
Berikut beberapa bentuk diversifikasi produk dari UKM Marimpa dan kaitannya dengan Strategi diversifikasi Produk Konsentris:
Nasi Jewawut: merupakan produk pertama UKM Marimpa, nasi biasanya menggunakan beras yang umumnya dikenal dipasaran, namun keterbaruan produk Marimpa yaitu nasi dengan berbahan dasar Jewawut.
Bubur Jewawut: keterbaruan produk ini yaitu pada bahan utama Jewawut yang digunakan selain bahan pendukung yang biasa digunakan pada umumnya seperti gula, garam, santan kelapa.
Sushi Jewawut: pada umumnya Sushi dibuat dari beras Shirataki dari Jepang, namun dengan mengganti beras Shirataki dengan beras Jewawut menjadikan produk ini berbeda dan terbaru.
Pudding Jewawut: pudding yang biasa dikenal masyarakt adalah pudding dengan aneka campuran buah ataupun umbi umbian dan bahan lainnya.
Dodol Jewawut: di daerah lain Indonesia yaitu daerah Sulawesi terdapat olahan yang sama dengan jenis dodol ini, namun lebih dikenal dengan nama Tarreang bukan dodol jewawut. Dan Marimpa menjadikan nama “dodol jewawut” sebagai bentuk strategi branding agar dikenal lebih akrab oleh mayoritas masyarakat.
Cookies dan snack Jewawut; merupakan salah satu produk terbaru, karena notabene cookies dan snack pada umumnya mengandung gluten yang tinggi karena menggunakan bahan dasar terigu dan beras, sehingga Marimpa dengan tepung Jewawut yang memiliki kandungan ggluten yang rendah memberikan opsi terbaru untuk para konsumen yang allergen terhadap gluten.
Terdapat beberapa pertimbangan dalam mengadakan diversifikasi produk oleh UKM Marimpa, yaitu: Agar UKM Marimpa tidak tergantung pada satu pasar saja, sehingga kekhawatiran tentang kejenuhan yang akan terjadi atas product line yang ada untuk mencapai tujuan pertumbuhan secara efisien, dapat dihindari atau dihilangkan. Adanya kesempatan menghasilkan produk baru dapat mendatangkan hasil keuntungan yang lebih baik. Adanya unsur sinergi, dimana penambahan produk baru yang lain akan menimbulkan besarnya biaya tetap per unit akan menurun atau lebih rendah. Adanya kegiatan dalam pengembangan produk yang dapat menghasilkan atau menemukan produk baru.
Pelakasanaan strategi diversifkasi produk membutuhkan adanya penelitian yang mendalam mengenai tiap produk yang akan diproduksi, sehingga diperoleh keyakinan akan dapat diperolehnya tingkat keuntungan yang diharapkan. Kadang perusahaan dapat meneruskan produk yang telah ada, tetapi di lain pihak dapat pula menghentikan produksi produk tertentu, agar keuntungan perusahaan dapat ditingkatkan.
Perusahaan perlu memperhatikan dan memperhitungkan dengan seksama segala hal yang dilakukannya, begitu juga dalam usaha diversifikasi produk perusahaan perlu memperhatikan beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya diversifikasi produk tidak menimbulkan resiko yang membahayakan bagi kelangsungan hidup perusahaan dan masih mendapatkan keuntungan yang wajar. Untuk mengurangi resiko yang melekat dalam strategi diversifikasi, maka menurut Tjiptono unit bisnis seharusnya memperhatikan hal-hal berikut:
Mendiversifikasi kegiatan-kegiatannya hanya bila peluang produk atau pasar yang ada terbatas.
Memiliki pemahaman yang baik dalam bidang-bidang yang didiversifikasi.
Memberikan dukungan yang memadai pada produk yang diperkenalkan.
Memprediksi pengaruh diversifikasi terhadap lini produk yang ada.
Adapun beberapa factor utama yang mendorong UKM Marimpa melakukan upaya strategi diversifikasi produk yaitu: Keinginan Marimpa untuk menyesuaikan produk dengan keinginan para konsumen secara optimal, kemudian dorongan untuk tumbuh dan berkembang untuk mencapi stabilitas agar usaha semakin berlanjut, dan terakhir motif non ekonomi yaitu pemberdayaan para petani kecil yang notabene dengan usia lanjut, karena masih minimnya petani muda yang mau membudidayakan tanaman Jewawut.
Perusahaan dapat mencari produk baru yang memiliki sinergi teknologi atau pemasaran dengan lini produk yang ada dan menarik bagi sekelompok pelanggan baru. Ini juga membantu perusahaan untuk memanfaatkan bagian pasar yang masih belum tergali, dan yang menghadirkan peluang untuk mendapatkan keuntungan.
Tentunya hasil kreasi terhadap produk pangan lokal Jewawut tersebut harus mampu memenuhi tuntutan konsumen yang terus berkembang, yaitu selain menuntut aspek kesenangan, kenikmatan rasa dari produk pangan, konsumen tetap menghendaki aspek kesehatan. Tidak hanya mencakup aspek gizi, mutu, dan keamanan pangan, tetapi juga aspek preferensi konsumen.
KESIMPULAN
Pada penelitian ini, jenis strategi diversifikasi produk yang dilakukan oleh UKM Marimpa adalah diversifikasi konsentris, karena UKM Marimpa senantiasa menambah produk-produk baru yang berkaitan dengan produk yang telah ada. Diversifikasi konsentris adalah salah satu dari beberapa strategi diversifikasi berbeda yang digunakan oleh perusahaan untuk meningkatkan daya tarik mereka kepada konsumen, beberapa bentuk diversifikasi produk dari UKM Marimpa dan kaitannya dengan Strategi diversifikasi Produk Konsentris yaitu:
Nasi Jewawut: merupakan produk baru dari bentuk nasi biasa, nasi biasanya menggunakan beras yang umumnya dikenal dipasaran, namun keterbaruan produk Marimpa yaitu nasi dengan berbahan dasar Jewawut.
Bubur Jewawut: keterbaruan produk ini yaitu pada bahan utama Jewawut yang digunakan selain bahan pendukung yang biasa digunakan pada umumnya seperti gula, garam, santan kelapa.
Sushi Jewawut: pada umumnya Sushi dibuat dari beras Shirataki dari Jepang, namun dengan mengganti beras Shirataki dengan beras Jewawut menjadikan produk ini berbeda dan terbaru.
Pudding Jewawut: pudding yang biasa dikenal masyarakt adalah pudding dengan aneka campuran buah ataupun umbi umbian dan bahan lainnya.
Dodol Jewawut: di daerah lain Indonesia yaitu daerah Sulawesi terdapat olahan yang sama dengan jenis dodol ini, namun lebih dikenal dengan nama Tarreang bukan dodol jewawut. Dan Marimpa menjadikan nama “dodol jewawut” sebagai bentuk strategi branding agar dikenal lebih akrab oleh mayoritas masyarakat.
Cookies dan snack Jewawut; merupakan salah satu produk terbaru, karena notabene cookies dan snack pada umumnya mengandung gluten yang tinggi karena menggunakan bahan dasar terigu dan beras, sehingga Marimpa dengan tepung Jewawut yang memiliki kandungan ggluten yang rendah memberikan opsi terbaru untuk para konsumen yang allergen terhadap gluten.
Penulis : Muhammad Salmin
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Teknologi Sumbawa
DAFTAR PUSTAKA
Arif Yusuf Hamali, 2016, Pemahaman Strategi Bisinis dan Kewirausahaan, Jakarta: Prenadamedia Group.
Assauri, Sofjan. 2007, Manajemen Pemasaran, Jakarta: Rajawali Pers.
Gatoet S. Hardono, 2014, Jurnal “Strategi diversifikasi pangan lokal” (Jakarta: Analisis Kebijakan Pertanian. Volume 12 No. 1.
Ismanthono, dan W. 2006, Henricus. Kamus Istilah Ekonomi Populer, Jakarta: Buku Kompas.
Muhammad Azral dkk, 2020, Teknologi Budidaya Jewawut, Yogyakarta: Cakrawala.
Nana Sudjana, 2011, Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah,(Bandung: Sinar Baru Algosindo.
Rangkuti, F. 2005, Analisa SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Tjiptono, Fandy. 2008, Strategi Pemasaran, Edisi III, Yogyakarta: CV. Andi Offset.
M. Salmin dalam UKM Marimpa Kembangkan Pangan Lokal Jewawut Sebagai Upaya Diversifikasi Produk (kahaba.net)
Kuntoro, Kementerian Pertanian - Kementan: Indonesia Mandiri Pangan, Bahkan Mampu Penuhi Kebutuhan Dunia