![]() |
Foto : Dr. Ridwan SH, MH bersama jajaran Narasumber lainya. |
Habaingendai.com – Rektor Universitas Muhammadiyah Bima Dr. Ridwan, SH.MH menjadi narasumber pada kegiatan Interactive-talk show konsultasi publik dokumen rencana aksi adaptasi perubahan iklim di kawasan DAS Sari yang diselenggarakan oleh LP2DER Bima bersama OXFAM Indonesia pada hari Rabu, pukul 09.00 Wita, bertempat di Hotel Marina Iin Kota Bima. Kamis, (9/6/2022).
Hadir sebagai narasumber Rektor Universitas Muhammadiyah Bima didampingi oleh Tim penyusun rencana aksi Das Sari dan Tim BMKG serta keynote speaker Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bima.
Dr. Ridwan, SH.MH menyampaikan pada pada aspek tinjauan akademis pengelolaan lingkungan terhadap perubahan iklim, bahwa lembaga lembaga organisasi lingkungan di dunia internasional sudah melakukan upaya responsif sejak tahun 1972 melalui konferensi tingkat tinggi PBB. Namun salah satu penyebab terjadinya peningkatan pertumbuhan manusia yang sangat pesat serta sifat antroposentris manusia yang menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.
![]() |
Foto : Dr. Ridwan, SH, MH menyampaikan Materi |
"Realitas yang terjadi dalam tata kelola pengelolaan lingkungan hidup sangat beragam seperti, ambisi peningkatan ekonomi masyarakat yang mengorbankan aspek ekologis. Kemudian kesadaran masyarakat yang semakin berkurang, kebijakan keberpihakan dalam merawat ekosistem umumnya masih parsial serta di tambah lagi dengan kapasitas kelembagaan dan penegakan hukum yang belum memadai" Ungkap Dr. Ridwan, SH.MH.
Selain itu, Dr. Ridwan, SH, MH menambahkan, sebagai upaya pengelolaan lingkungan hidup yang berkemajuan memerlukan solusi serta berbagai ragam pendekatan.
Pertama, pada ranah filosofis manusia mengenal adanya keseimbangan antara manusia dan alam serta puncak dari segalanya yakni alam dan manusia merupakan ciptaan tuhan yang harus saling menjaga antara satu dengan yang lainnya yang memberikan manfaat secara mutualisme yang di kenal dengan teosentrisme.
Kedua, sebagai upaya pembangunan perkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan di butuhkan upaya tripatri meliputi pemerintah, masyarakat dan lembaga lembaga Industri seperti perusahan.
Ketiga, di seluruh wilayah Indonesia masyarakat memiliki pemahaman lokal dalam melestarikan lingkungan yang harus di jaga.
"Modalitas yang paling utama pada masyarakat Bima khususnya dalam pengelolaan lingkungan yakni adanya kearifan lokal parafu/animisme dan dinamisme, falsafah ngaha Aina ngoho, Maja labo dahu yang harus takut dan malu akan kesalahan serta kembali kepada Al Qur'an dan Sunnah sebagai landasan teologis Islam yang harus di lestarikan di baca dan di pahami oleh masyarakat sebagai wujud dari keseimbangan manusia dan alam" Tutup Dr. Ridwan.
Sebanyak 33 peserta yang hadir dari berbagai perwakilan meliputi, unsur pemerintah, NGO, perwakilan Desa, institusi Pendidikan, LSM, Media, serta komunitas peduli lingkungan.(021)